Sanawi, Si Miskin yang Dibuang Kini Punya 700 Pekerja Hasilkan Rp1,5 Miliar Sebulan... 

Sanawi, Si Miskin yang Dibuang Kini Punya 700 Pekerja Hasilkan Rp1,5 Miliar Sebulan... 
Sanawi saat diundang ke studio trans 7 beberapa waktu lalu.

JAKARTA (RIAUSKY.COM)- Perjalanan hidupnya yang merana dan terlunta-lunta berbuah manis. Ia yang dulu sering diejek, ditinggal oleh teman-temannya tidak diperbolehkan untuk menumpang tinggal saat merantau karena jelek dan miskin, kini hidupnya berubah.

 

Sanawi seorang juragan es krim kini memiliki 700 karyawan yang ia sebut sebagai mitra kerja.

 

Omzet es krim Rp 1,5 miliar tiap bulan, miliki 17 rumah dan berbagai usaha seperti penyewaan kontainer, usaha minimarket, bebek dan ayam beku serta rintisan usaha lainnya.


Melalui tayangan Hitam Putih Trans 7 yang ditayangkan pada Jumat (21/7/2017) Deddy Corbuzier berhasil mengungkap rahasia suksesnya.

 

Sanawi cerita kalau ia baru bisa membaca setelah diajari anaknya pada tahun 2010.


Sanawi memulai kisahnya dengan pekerjaan kuli bangunan, saat kuli bangunan tak ada kerjaan ia kemudian keliling menawarkan jasa mengecat.

 

Ia lalu beralih dengan jualan es krim, baru berjalan beberapa saat karena jelek dan bau tak pernah mandi ia dilarang jualan.

 

Sanawi tak kehabisan akal ia kemudian berupaya mencari dagangan es krim dari orang lain.


Ia keliling menabung hingga bisa mengumpulkan untuk uang muka mobil bak terbuka.

 

Sanawi mengisahkan pengalaman pahit hidupnya yang berujung manis, dari kuli bangunan kini ia juragan es krim dengan omzet 1,5 miliar per bulan, 700 karyawan, miliki 17 rumah serta beberapa bisnis lainnya. 

Sanawi dan usaha es krim miliknya bernama vanesa.

Pintu kesuksesan mulai terbuka, setelah ia sukses jualan es dengan mobil bak terbuka ia kemudian ajukan kembali kredit ke bank untuk mengambil mobil bak terbuka.


Demikian seterusnya hingga kini ia memiliki usaha sendiri es krim dengan 700 orang yang keliling jualan es.

 

Sanawi pun telah memiliki pabrik es krim sendiri. Sementara itu ia berupaya untuk membuka bisnis lainnya.

 

Di sela-sela ceritanya Sanawi blak-blakkan kalau ia dulu sering dibully. Ia pun tak bisa melanjutkan sekolah karena kondisi ekonomi keluarga.

 

Saat teman-teman kampung merantau ia selalu dikucilkan karena dianggap paling jelek dan paling miskin.

 

Sanawi bahkan pernah menangis karena teman-temannya meninggalkan dia di terminal sendirian, tak ada yang mau ditumpangi untuk menginap di rumahnya. Sejak itu ia bersumpah agar menjadi orang kaya.(R04/tpc)

 

Sumber Berita:Tribun Pekanbaru

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index